Bikin Member Menangis, Silent Treatment Salah Sasaran?

Konser Full House tercatat sebagai konser 48Group pertama yang nggak pake encore. Ini adalah kesepakatan One Alliance sebagai protes atas sikap bodo amat JOT atas sejumlah masalah yang terjadi belakangan ini. Namun ternyata aksi ini membuat member dan ex-member menangis di akhir konser.

Encore adalah sebuah penghargaan dari penonton dalam suatu konser, dan meminta performer untuk memberikan penampilan tambahan. Tradisi encore adalah hal yang sakral di 48Group. Itulah sebabnya Haruka Nakagawa bersikeras meminta fans untuk menyerukan encore, yang malah berbuah sahutan ‘booo’ dari segala sudut Indonesia Arena.

Saksi di lapangan juga mengatakan kalau Haruka terus membujuk fans untuk meminta encore. Dia mengatakan bahwa encore akan membuat JKT48 membawakan 1 lagu terakhir yang diduga adalah Oh My Pumpkin, single ke-66 AKB48, versi Bahasa Indonesia.

Fans yang terlanjur marah dengan JOT tetap bergeming untuk melakukan silent treatment. Haruka kemudian kembali ke tribun tempat beberapa ex-member lain menonton. Dia terlihat menangis karena paham betul dampak aksi tersebut pada para member aktif yang menantikan teriakan encore di belakang panggung.

Benar saja, tidak lama kemudian konser diakhiri dengan suara Gracia yang membacakan daftar sponsor konser tersebut. Dari suara yang kemudian viral tersebut tergambar jelas suasana hati para member. Sudah lah kapten kesayangan mereka mengumumkan akan segera lulus, konsernya tanpa encore pula.

Dari sini kemudian fans tampak mulai terbelah. Sebagian fans beranggapan bahwa silent treatment salah sasaran. Menurut mereka, kalau fans sayang member ya nggak seharusnya bikin mereka menangis. Tetapi di sisi lain, fans hanya ingin memberi tahu JOT bahwa mereka bukan sekedar angka.

Buat yang bingung sama kasus yang memicu silent treatment, cerita berawal dari viralnya foto Fritz Fernandez, General Manager JKT48, memegang kue berbentuk kelamin pria. Fans merasa nggak pantas aja gitu pimpinan idol group cewek, pamer kue seperti itu. Mana sebagian membernya masih di bawah umur pula.

Sebenarnya kalo saat foto itu viral Fritz langsung muncul untuk meminta maaf karena sudah membuat gaduh, fans mungkin akan melunak. Nggak bisa dipungkiri juga dia memang berjasa menyelamatkan JKT48 dari kolaps di masa pandemi.

Tetapi di kasus inipun Fritz memilih diam seperti kasus-kasus lain yang menimpa member. Malah salah satu koreografer mengungkit jasa Fritz saat pandemi sebagai pembelaan. Tentu saja fans menjadi marah karena andil mereka nggak dianggap sebagai kontribusi.

Fans JKT48 sebenarnya sudah banyak bersabar dengan ulah JOT yang mengacak-acak banyak aturan. Dari menghilangkan hi-touch, melarang member unboxing hadiah dari fans saat live IDN maupun Showroom, sampai menempatkan staf pengawas di bilik personal meet and greet.

Tetapi teater selalu penuh, fans tetap datang dan memberikan gift untuk member, dan membuat project saat Seitansai dan tur. Mereka juga terus membeli merchandise JKT48, termasuk birthday t-shirt. Fans beranggapan kalo mereka hanya membenci JOT, bukan member.

Masalahnya, semua itu sepertinya nggak masuk hitungan menyelamatkan JKT48. Fans tentu marah karena mereka juga seharusnya punya andil karena memberi pemasukan untuk manajemen. Fritz melakukan apapun kalo fans enggan keluar uang tetap saja JKT48 nggak bisa diselamatkan.

Ini hubungan 3 pihak antara manajemen, member, dan fans. Seharusnya hubungan ini harus dijaga tetap harmonis karena produk utama JKT48 itu bukan lagu atau teater. Nyawa bisnis JKT48 itu justru ada di parasocial relationship antara member dan fans.

Semakin banyak interaksi yang bisa diciptakan manajemen, semakin banyak uang fans yang berpindah tangan. Tetapi di masa New Era, interaksi tersebut terus dikurangi. Tetapi kecintaan fans terhadap oshi masing-masing tetap membuat mereka datang ke semua kesempatan berinteraksi yang tersisa.

Nah, masalahnya parasocial relationship ini juga yang membuat kemarahan fans memuncak. Fans ingin melindungi member JKT48 dari lingkungan berbahaya bagi oshi masing-masing. Foto Fritz dengan kue viral itu dianggap fans sebagai ancaman karena menggambarkan seorang General Manager yang dianggap mesum.

Ditambah lagi dengan fakta kalo JOT nggak pernah menanggapi pelecehan seksual yang dialami member JKT48. Fans langsung menyangkutkan hal tersebut dengan Fritz. Pasalnya fans yakin Fritz turut menikmati kejadian tersebut, malah mungkin juga menjadi salah satu dalangnya.

Kita di sini posisinya nggak ada yang tau kondisi sebenarnya gimana. IDN berjanji akan melakukan investigasi, tetapi sampai sekarang belum ada perkembangan yang dilaporkan kepada fans. Ujungnya malah fans nggak yakin Fritz benar-benar dinonaktifkan, dan nggak yakin juga investigasi benar-benar terjadi.

Nah, karena masalah yang dibiarkan berlarut-larut inilah fans akhirnya menempuh cara yang paling keras. Nggak ada sejarahnya penampilan 48Group di manapun yang diakhiri tanpa encore. Tetapi cara itu terbukti mampu memantik media-media besar untuk ikut mencari tau penyebab hal itu terjadi.

Terkadang rasa sakit yang muncul itu nggak berarti pemicunya nggak sayang. Kamu waktu kecil kan juga dibawa imunisasi dan kamu menangis saat diimunisasi. Itu bukan berarti orang tua nggak sayang dong. Justru mereka tau, rasa sakit dan takut saat imunisasi itu perlu, supaya kans kamu sakit parah di masa depan menjadi minimal.

Aku merasa masalah ini menjadi besar karena nggak ada komunikasi yang baik antara manajemen dan fans. Ingat lagi hubungannya adalah parasocial relationship, sehingga ketiga pihak harus saling terhubung. Produk JKT48 itu koneksinya, bukan lagunya, bukan merchandise.

Fans hanya ingin member JKT48 itu punya lingkungan yang bagus untuk mereka bertumbuh. Banyak member yang dimasukkan orangtuanya ke JKT48 itu agar mendapat pengawasan dari JOT. Jangan sampai malah JOT yang menjadi sumber masalah untuk member-member ini.

Semoga aja kondisi hubungan antara fans, member, dan manajemen bisa segera pulih. JKT48 sudah bertahan dari banyak badai sejak awal debut, jangan sampai berhenti cuma gara-gara ego dari salah satu pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *